Sabtu, 05 Mei 2012

Yasinan dan tahlil kepada orang yang sudah wafat


Nama               : Bambang Aneko Putro
NIM                : 10712016
JURUSAN       : PSIKOLOGI
Mata Kuliah     : AIK
Tema                : Jenazah (Budaya Tahlil Di Masyarakat Untuk Orang Yang Sudah Wafat)

Budaya Tahlil Di masyarakat untuk Orang Yang Sudah Wafat
Kisah ini saya ambil di kecamatan sidayu bagian utara, tepatnya di desa pengulu dimana saya tinggal. Dimana desa tersebut hidup dua ormas yaitu NAHDATUL ULAMA’ dan MUHAMMADIYAH yang hidup saling berdampingan, karena masalah ini patut diangkat karena adanya dua pemahaman dalam budaya tahlil dalam masyarakat Nahdiyin yang mengadakan acara kematian dalam bentuk 1 hari-7 hari hingga haul dalam artian untuk mendoakan si jenazah yang bertujuan untuk memperingati si mayit. Budaya tahlil ini bertujuan mendoakan si mayit, karena dalam bacaan tahlil terdapat dalam al quran, kalimah tahmid, takbir, sholawat yang diawali dengan membaca surat al fatihah dengan meniatkan pahalanya untuk para arwah yang dimaksudkan oleh pembaca atau yang punyak hajat, dan kemudian ditutup dengan do’a. Inti dari bacaan tersebut ditujukan pada para arwah untuk dimohonkan ampun kepada Allah, atas dosa-dosa arwah tersebut.
Seringkali penolakan pelaksanaan tahlilan, yasinan, dikarenakan bahwa pahala yang ditujukan pada arwah tidak akan menolong terhadap orang yang meninggal. Padahal telah seringkali perdebatan mengenai pelaksanaan tahlil di gelar, namun tetap saja ada pihak-pihak yang tidak menerima terhadap adanya tradisi tahlil dan menganggap bahwa tahlilan, yasinan adalah perbuatan bid’ah. 
Allah berfirman dalam surat an najm.
 Artinya : Bahwasanya seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan sesungguhnya manusia tidak akan memperoleh (pahala), melainkan pahala dari usahanya sendiri (an-Najm : 38-39)
Nabi SAW bersabda : Artinya : Apabila seseorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal : Shadaqah jariyah (waqaf), atau Ilmu yang bermanfaat dengannya, atau Anak yang sholeh yang mendo’akannya (HR. Muslim)
Menurut Nash-Nash di atas bahwa menghadiahkan bacaan tahlil, Al-Qur’an, dan semacamnya tidak akan pernah sampai kepada si mayit kecuali apa yang diusahakan sendiri.

Sekilas flas back awal munculnya tahlil pada waktu itu dibawa oleh wali songo yang bertujuan mengajarkan agama islam agar di terima masyarakat sekitar, karena sebelum islam masuk ke indonesia sudah di dahului dengan kebudayaan hindu dan budha yang tidak jauh dari animisme dan dinamisme. Dari situlah wali songo menyebarkan ajaraan islam dari musik, kenduri tak lain untuk mengajak masyarakat untuk mendekatkan kepada sang khalik. Akan tetapi pemaknaan islam pada waktu zaman wali songo pada masa itu mengalami perubahan seiring dengan pemahaman serta budaya masyarakat yang modern.
Seiring bergantinya zaman, bermunculnya pemahaman tentang tahlil terhadap orang sudah meninggal dunia.
- Para ulama sepakat bahwa do’a dalam shalat jenazah bermanfaat bagi mayyit.
- Bebasnya utang mayyit yang ditanggung oleh orang lain sekalipun bukan keluarga. Ini berdasarkan hadits Abu Qotadah dimana ia telah menjamin untuk membayar hutang seorang mayyit sebanyak dua dinar. Ketika ia telah membayarnya nabi SAW bersabda:
Artinya:” Sekarang engkau telah mendinginkan kulitnya” (HR Ahmad)
            Pada suatu ketika muncul ide yang berawal dari sebuah seminar tentang alam bawah sadar yang mengatakan kalau sugesti positif bisa sampai menembus bulan. Lantas aku terus mendiskusikan kepada dosen saya dengan sebuah pertanyaan:
Pertanyaan:
Didalam hadist riwayat Muslim berkata jika seorang yang sudah wafat ada tiga hal yang tidak habis seluruh amalanya yaitu, shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang sholeh. Jika seornag tetangg saya meninggal duinia kita sebagai anak sholeh doa kita apa diterima?
Jawab?
Salah satu hak sesama muslim adalah mendoakan saudara kita sepanjang dia hidup sampai masuk kedalam liang kubur, akan tetapi doanya diterima atau tiadak itu tidak bisa diukur, wallahu a’lam bisshowab.
Doa anak sholeh dalam hadist tersebut berpendapat, kalau doa anak  sholeh disitu anak yang ada hubungan darah sama si jenazah.
Kesimpulan.
Dalam membahas masalah tahalil tidak bisa memandang dari sudut pandang saja. Karena ini masalah khilafiyah yang tiadak akan habis untuk menguaknya. Berbeda sama tuntutan islam dalam masalah sholat, puasa, zakat dan haji. Karena sudah menjadi tuntutan kita sebagai seorang muslim wajib untuk menjalankanya.



Tidak ada komentar: