Nama : Bambang Aneko Putro
NIM : 10712016
JURUSAN : PSIKOLOGI
Mata
Kuliah : AIK
Tema : Jenazah (Budaya Tahlil Di
Masyarakat Untuk Orang Yang Sudah Wafat)
Budaya
Tahlil Di masyarakat untuk Orang Yang Sudah Wafat
Kisah
ini saya ambil di kecamatan sidayu bagian utara, tepatnya di desa pengulu
dimana saya tinggal. Dimana desa tersebut hidup dua ormas yaitu NAHDATUL ULAMA’
dan MUHAMMADIYAH yang hidup saling berdampingan, karena masalah ini patut
diangkat karena adanya dua pemahaman dalam budaya tahlil dalam masyarakat
Nahdiyin yang mengadakan acara kematian dalam bentuk 1 hari-7 hari hingga haul
dalam artian untuk mendoakan si jenazah yang bertujuan untuk memperingati si
mayit. Budaya tahlil ini bertujuan mendoakan si mayit, karena dalam bacaan
tahlil terdapat dalam al quran, kalimah tahmid, takbir, sholawat yang diawali
dengan membaca surat al fatihah dengan meniatkan
pahalanya untuk para arwah yang dimaksudkan oleh pembaca atau yang punyak
hajat, dan kemudian ditutup dengan do’a. Inti dari bacaan tersebut ditujukan
pada para arwah untuk dimohonkan ampun kepada Allah, atas dosa-dosa arwah
tersebut.
Seringkali penolakan pelaksanaan tahlilan, yasinan, dikarenakan bahwa pahala yang ditujukan pada arwah tidak akan menolong terhadap orang yang meninggal. Padahal telah seringkali perdebatan mengenai pelaksanaan tahlil di gelar, namun tetap saja ada pihak-pihak yang tidak menerima terhadap adanya tradisi tahlil dan menganggap bahwa tahlilan, yasinan adalah perbuatan bid’ah.
Allah berfirman dalam surat an najm.Seringkali penolakan pelaksanaan tahlilan, yasinan, dikarenakan bahwa pahala yang ditujukan pada arwah tidak akan menolong terhadap orang yang meninggal. Padahal telah seringkali perdebatan mengenai pelaksanaan tahlil di gelar, namun tetap saja ada pihak-pihak yang tidak menerima terhadap adanya tradisi tahlil dan menganggap bahwa tahlilan, yasinan adalah perbuatan bid’ah.
Artinya : Bahwasanya seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan sesungguhnya manusia tidak akan memperoleh (pahala), melainkan pahala dari usahanya sendiri (an-Najm : 38-39)
Nabi SAW bersabda : Artinya : Apabila seseorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal : Shadaqah jariyah (waqaf), atau Ilmu yang bermanfaat dengannya, atau Anak yang sholeh yang mendo’akannya (HR. Muslim)
Menurut Nash-Nash di atas bahwa menghadiahkan bacaan tahlil, Al-Qur’an, dan semacamnya tidak akan pernah sampai kepada si mayit kecuali apa yang diusahakan sendiri.
Sekilas
flas back awal munculnya tahlil pada waktu itu dibawa oleh wali songo yang
bertujuan mengajarkan agama islam agar di terima masyarakat sekitar, karena
sebelum islam masuk ke indonesia sudah di dahului dengan kebudayaan hindu dan
budha yang tidak jauh dari animisme dan dinamisme. Dari situlah wali songo
menyebarkan ajaraan islam dari musik, kenduri tak lain untuk mengajak
masyarakat untuk mendekatkan kepada sang khalik. Akan tetapi pemaknaan islam
pada waktu zaman wali songo pada masa itu mengalami perubahan seiring dengan
pemahaman serta budaya masyarakat yang modern.
Seiring
bergantinya zaman, bermunculnya pemahaman tentang tahlil terhadap orang sudah
meninggal dunia.
- Para ulama sepakat
bahwa do’a dalam shalat jenazah bermanfaat bagi mayyit.
- Bebasnya utang mayyit
yang ditanggung oleh orang lain sekalipun bukan keluarga. Ini berdasarkan
hadits Abu Qotadah dimana ia telah menjamin untuk membayar hutang seorang
mayyit sebanyak dua dinar. Ketika ia telah membayarnya nabi SAW bersabda:
Artinya:” Sekarang
engkau telah mendinginkan kulitnya” (HR Ahmad)
Pada suatu ketika muncul ide yang berawal dari sebuah
seminar tentang alam bawah sadar yang mengatakan kalau sugesti positif bisa
sampai menembus bulan. Lantas aku terus mendiskusikan kepada dosen saya dengan
sebuah pertanyaan:
Pertanyaan:
Didalam hadist riwayat
Muslim berkata jika seorang yang sudah wafat ada tiga hal yang tidak habis
seluruh amalanya yaitu, shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak
yang sholeh. Jika seornag tetangg saya meninggal duinia kita sebagai anak
sholeh doa kita apa diterima?
Jawab?
Salah satu hak sesama
muslim adalah mendoakan saudara kita sepanjang dia hidup sampai masuk kedalam
liang kubur, akan tetapi doanya diterima atau tiadak itu tidak bisa diukur,
wallahu a’lam bisshowab.
Doa anak sholeh dalam
hadist tersebut berpendapat, kalau doa anak
sholeh disitu anak yang ada hubungan darah sama si jenazah.
Kesimpulan.
Dalam membahas masalah
tahalil tidak bisa memandang dari sudut pandang saja. Karena ini masalah
khilafiyah yang tiadak akan habis untuk menguaknya. Berbeda sama tuntutan islam
dalam masalah sholat, puasa, zakat dan haji. Karena sudah menjadi tuntutan kita
sebagai seorang muslim wajib untuk menjalankanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar